Tampilkan postingan dengan label ada apa dengan kita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ada apa dengan kita. Tampilkan semua postingan

Senin, 23 April 2012

ada apa dengan kita


Saat kita meneguhkan hati sahabat kita yang berada dalam ketakutan, sebenarnya kita pun sedang menerima ketakutannya. Saat ketakutannya kita terima, saat itulah juga, kita mengganti ketakutannya dengan keberanian kita.

Saat kita merawat suami, isteri dan anak-anak kita yang sedang sakit, saat itulah juga kita belajar menerima keterbatasan kesehatan mereka, sehingga kitapun belajar kerepotan agar hidup tetap berlangsung.

Saat kita marah kepada anak-anak kita, saat itu juga kita menerima telinga anak-anak kita untuk mendengarkan kata-kata kita dengan penuh kesabaran, walaupun menyakitkan sekalipun.

Saat kita marah kepada pasangan hidup kita, dan karena itu dia diam, saat itu jugalah kita menerima kesediaannya menerima kata-kata kasar,  kitangkin pedas, dan menyakitkan, sampai pasangan kita tidak sanggup untuk membalasnya.

Saat kita dendam kepada orang serumah, sampai kita tidak mau berbicara dengan mereka; saat-saat itulah kita sebenarnya menerima kegelisahan mereka karena merasa tidak lagi dipercaya!

Saat kita mengampuni pasangan hidup kita dan anak-anak kita setelah konflik akibat berbagai macam masalah, saat itu jugalah kita menerima kegembiraan mereka karena masih dipercaya walaupun telah berbuat salah!

Saat kita percaya pada saudara kita, bahkan menaruh harapan bahwa saudara kita dapat berkembang meski dia itu rapuh; saat itulah sebenarnya kita menerima kerapuhannya menjadi milik kita, dan kita memberikan harapan kita sehingga berkobar dalam hatinya!

Saat kita memberi harapan kepada saudara kita, saat itu jugalah kita melepaskan kacamata hitam kita yang lama dan kita mengganti dengan "kacamata baru" dari saudara kita. Saat itu jugalah kita mengawali usaha untuk mengampuninya.

Saat Tuhan mengampuni kita, saat itu jugalah kita menerima kehendak bebas dari-Nya agar kita merasa sungguh dipercaya untuk menentukan keputusan kita demi kepentingan- Nya, yakni kepentingan untuk mengasihi sesama seperti Ia mengasihi.