Senin, 12 Juli 2010
PENDEKATAN MENULIS DI SD
Pendekatan yang disarankan dalam pembelajaran menulis meliputi pendekatan komunikatif, integratif, keterampilan proses, dan pendekatan tematis. Pendekatan komunikatif memfokuskan pada keterampilan siswa mengimplementasikan fungsi bahasa (untuk berkomunikasi) dalam pembelajaran. Pendekatan integratif menekankan keterpaduan empat aspek keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) dalam pembelajaran. Pendekatan keterampilan proses memfokuskan keterampilan siswa dalam mengamati, mengklasifikasi, menginterpretasi, dan mengkomunikasikan. Pendekatan tematis menekankan tema pembelajaran sebagai payung/pemandu dalam pembelajaran.
Lebih lanjut dijelaskan, bahwa (1) pendekatan komunikatif tampak pada butir pembelajaran, misalnya: mendeskripsikan suatu benda, menulis surat, dan membuat iklan; (2) pendekatan integratif tampak pada butir pembelajaran, misalnya: menceritakan pengalaman yang menarik, menuliskan suatu peristiwa
sederhana, membaca bacaan kemudian membuat ikhtisar, dan meringkas cerita yang dtdengar; (3) Pendekatan keterampilan proses, tampak pada butir pembelajaran, misalnya: melaporkan hasil kunjungan, menyusun laporan pengamatan, membuat iklan, dan menyusun kaiimat acak menjadi paragraf yang padu; dan (4) pendekatan tematis, tampak pada butir pembelajaran, misatnya: menulis pengalaman dalam bentuk puisi, dan menyusun naskah sambutan.
Pendekatan-pendekatan tersebut pada hakikatnya mcmpunyai karaktenstik yang sama dengan pendekatan konstruktivisme, yaitu memandang siswa di dalam pembelajaran sebagai subjek pembelajaran bukan sebagat objek pembelajaran Dalam hal ini, peran guru sebagai motivator dan fasilitator di dalam membangkitkan potensi siswa dalam membangun/mengkonstruk gagasan/ide masmg-masing di dalam pembelajaran.
Teknik dan Model Pembelajaran Menulis Cerita
Berdasarkan butir-butir pembelajaran menulis di kelas tinggi (kelas 3-6) SD terdapat ragam teknik pembelajaran menulis. Teknik pembelajaran menulis dikelompokkan menjadi dua, yakni menulis cerita dan menulis untuk keperluan sehari-han
a) Menulis cerita
Teknik ini terdiri atas 6 macam, yaitu: I) menyusun kaiimat. Teknik menyusun cerita dapat dilakukan dengan: (a) menjawab pertanyaan, (b) melengkapai kalimat, (c) memperbaiki susunan kalimat, (d) memperluas kaiimat, (e) subtitusi, (f) transfomtasi, dan (g) membuat kaiimat; (2)Teknik memperkenalkan cerita: (a) baca dan tulis, (b) simak dan tulis; (3) meniru model; (4) menyusun paragaf; (5) menceritakan kembali; dan (6) membuat
b) Menulis untuk keperluan sehari-hari
Menulis untuk keperluan sehari-hari mehputi ragam menulis: (1) menulis surat, (2) menulis pengumuman, (3) mengisi formulir, (4) menulis surat undangan, (5) membuat iklan, dan (6) menyusun daftar riwayat hidup.
Model pembelajaran menulis cerita/cerpen di SD meliputi: menceritakan gambar, melanjutkan ceria lain, menceitakan mimpi, menceriakan pengalaman, dan menceritakan cita-cita.
(a) Menceritakan gambar Model ini dapat dilakukan mulai kelas 4 SD. Guru memperlihatkan beberapa gambar, selanjutnya, siswa diminta mengamati gambar tersebut dengan teliti. Kemudian, mereka diminta untuk menuliskannya ke dalam centa lengkap.
(b) Melanjutkan centa. Model ini diawaii dengan kegiatan guru membacakan atau memperdengarkan cerita yang dipilih guru, kemudian para siswa diminta melanjutkan cerita guru tersebut.
(c) Menceitakan mimpi. Model ini dilakukan dengan menugasi siswa untuk menceritakan mimpinya dengan menambah atau mengurangi isi dan mimpi mereka.
(d) Menceritakan pengalaman Model ini dilakukan dengan menugasi siswa untuk menceritakan pengalaman, baik pengalaman saat liburan, bermain,darmawisata, dan sebagainya.
(e) Menceritakan cita-cita. Model ini dilakukan dengan cara menugasi siswa untuk menceritakan cita-citanya setelah dewasa nanti.
Wadaslintang, 12 Juli 2010
Lebih lanjut dijelaskan, bahwa (1) pendekatan komunikatif tampak pada butir pembelajaran, misalnya: mendeskripsikan suatu benda, menulis surat, dan membuat iklan; (2) pendekatan integratif tampak pada butir pembelajaran, misalnya: menceritakan pengalaman yang menarik, menuliskan suatu peristiwa
sederhana, membaca bacaan kemudian membuat ikhtisar, dan meringkas cerita yang dtdengar; (3) Pendekatan keterampilan proses, tampak pada butir pembelajaran, misalnya: melaporkan hasil kunjungan, menyusun laporan pengamatan, membuat iklan, dan menyusun kaiimat acak menjadi paragraf yang padu; dan (4) pendekatan tematis, tampak pada butir pembelajaran, misatnya: menulis pengalaman dalam bentuk puisi, dan menyusun naskah sambutan.
Pendekatan-pendekatan tersebut pada hakikatnya mcmpunyai karaktenstik yang sama dengan pendekatan konstruktivisme, yaitu memandang siswa di dalam pembelajaran sebagai subjek pembelajaran bukan sebagat objek pembelajaran Dalam hal ini, peran guru sebagai motivator dan fasilitator di dalam membangkitkan potensi siswa dalam membangun/mengkonstruk gagasan/ide masmg-masing di dalam pembelajaran.
Teknik dan Model Pembelajaran Menulis Cerita
Berdasarkan butir-butir pembelajaran menulis di kelas tinggi (kelas 3-6) SD terdapat ragam teknik pembelajaran menulis. Teknik pembelajaran menulis dikelompokkan menjadi dua, yakni menulis cerita dan menulis untuk keperluan sehari-han
a) Menulis cerita
Teknik ini terdiri atas 6 macam, yaitu: I) menyusun kaiimat. Teknik menyusun cerita dapat dilakukan dengan: (a) menjawab pertanyaan, (b) melengkapai kalimat, (c) memperbaiki susunan kalimat, (d) memperluas kaiimat, (e) subtitusi, (f) transfomtasi, dan (g) membuat kaiimat; (2)Teknik memperkenalkan cerita: (a) baca dan tulis, (b) simak dan tulis; (3) meniru model; (4) menyusun paragaf; (5) menceritakan kembali; dan (6) membuat
b) Menulis untuk keperluan sehari-hari
Menulis untuk keperluan sehari-hari mehputi ragam menulis: (1) menulis surat, (2) menulis pengumuman, (3) mengisi formulir, (4) menulis surat undangan, (5) membuat iklan, dan (6) menyusun daftar riwayat hidup.
Model pembelajaran menulis cerita/cerpen di SD meliputi: menceritakan gambar, melanjutkan ceria lain, menceitakan mimpi, menceriakan pengalaman, dan menceritakan cita-cita.
(a) Menceritakan gambar Model ini dapat dilakukan mulai kelas 4 SD. Guru memperlihatkan beberapa gambar, selanjutnya, siswa diminta mengamati gambar tersebut dengan teliti. Kemudian, mereka diminta untuk menuliskannya ke dalam centa lengkap.
(b) Melanjutkan centa. Model ini diawaii dengan kegiatan guru membacakan atau memperdengarkan cerita yang dipilih guru, kemudian para siswa diminta melanjutkan cerita guru tersebut.
(c) Menceitakan mimpi. Model ini dilakukan dengan menugasi siswa untuk menceritakan mimpinya dengan menambah atau mengurangi isi dan mimpi mereka.
(d) Menceritakan pengalaman Model ini dilakukan dengan menugasi siswa untuk menceritakan pengalaman, baik pengalaman saat liburan, bermain,darmawisata, dan sebagainya.
(e) Menceritakan cita-cita. Model ini dilakukan dengan cara menugasi siswa untuk menceritakan cita-citanya setelah dewasa nanti.
Wadaslintang, 12 Juli 2010
Langganan:
Postingan (Atom)