Minggu, 22 Mei 2011

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN (1)

(Sigmund Frued, BF. Skinner, Abraham Maslow)
Kata Kepribadian dalam bahasa inggris Personality berasal dari bahasa Latin: persona yang pada mulanya menunjuk kepada topeng yang biasa digunakan oleh pemain sandiwara dizaman romawi pada waktu memainkan peran-perannya. Dari sini lambat laun persona menjadi istilah yang mengacu kepada gambaran social tertentu yang diterima oleh individu dari kelompok atau masyarakat. Dimana kemudian individu tersebut diharapkan bertingkah laku berdasarkan atau sesuai dengan gambaran social (peran) yang diterimanya itu.
Atau kepribadian dapat diartikan sebagai cirri yang paling menonjol pada suatu pribadi (individu). Walaupun arti-arti ini enak, mudah diterima; tetapi dalam keluasan aspek arti- berubah-ubah peran, karakter menyesuaikan dengan kondisi, status dan lingkungan yang melingkupinya.
Dalam psikologi kepribadian adalah menurut George Kelly; cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya. Gordon Allport mengartikan; “sesuatu” yang terdapat dalam diri individu yang membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yang bersangkuta”. Atau suatu organisasi dinamis dari system psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas”.
Sigmund frued memandang kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga system; Id, Ego, Super Ego. Dan tingkah laku, menurut frued tidak lain merupakan hasil dari konflik-konflik dan rekonsiliasi ketiga system tersebut.
Dalam melihat manusia para pakar dipengaruhi oleh system umum yang ada, khususnya filsafat dan asusmsi-sasumsi yang dipercayainya. Itu semua antara lain;
1.    Kebebasan dan ketidak bebasan
Filosof eksistensialis menganggap manusia itu bebas, sehingga psikologi humanisme, eksistensialisme (Maslow, Frankl, Roger dll) percaya kebebasan manusia. Sedangkan dilain pihak Skinner dan frued tidak percaya kebebasan. Manusia itu deterministic.
2.    Rasionalitas dan Irasionalitas
Pertanyaan apakah dalam tingkah laku manusia digerakkan oleh kekuatan-kekuatan yang rasional atau irasional. Maslow (rasional), skinner (rasional-Irasional), Frued (Irasional)
3.     Holisme dan elementalisme
Holisme mengatakan bahwa suatu fenomena harus dilihat dan hanya bisa dimengerti dalam keseluruhannya (totalitas). Elementalisme menekankan bahwa sesuatu hanya bisa dipelajari dan diterangkan dengan jalan menyelidiki aspek-aspek secara terpisah. Frued dan Maslow (Holisme), Skinner (elementalisme)
4.    Konstitusionalisme dan enveronmentalisme
Konstitusionalisme beranggapan bahwa kepribadian, tingkah laku ditentukan oleh unsure-unsur yang sudah ada dalam tubuh manusia. Seperti Hipocrates mengatakan kepribadian atau tingkah laku dipengaruhi oleh keseimbangan 4 cairan (Udara, api, air dan tanah) = darah, sumsum hitam, sumsum kuning dan lendir. Frued dan Maslow (Konstitusional). Sedangkan enviromentalisme percaya kepribadian, tingkah laku dipengaruhi oleh lingkungan yang mempengaruhi, dan belajar. Skinner (Enviromentalisme).
5.    Berubah dan tak berubah
Frued percaya bahwa kepribadian manusia itu “tak berubah”. Ditentukan oleh atau dipengaruhi pada masa pendidikan atau perlakuan masa kecil. Sementara Skinner dengan teori belajarnya. Kepribadian manusia itu akan selalu berubah menuju keying lebih tinggi.
6.     Subjektivitas dan objektivitas
Apakah manusia itu hidup dalam pengalaman yang personal atau subjektif dan tingkah lakunya ditentukan oleh subjektivitas itu atau tingkah laku ditentukan oleh factor-faktor eksternal dan objektif. Carl Rogers, Frued, Maslow (subjektivitas). Sedangkan Skinner (Objektivitas).
7.    Proaktif dan reaktif
Dimanakah sesungguhnya sumber penyebab tingkah laku manusia itu? Apakah manusia mengungkapkan tingkah laku didorong atau ditentukan oleh kekuatan-kekuatan internal atau oleh kekuatan-kekuatan eksternal. Frued walau dalam cabang-cabangnya berbeda dengan Maslow masuk dalam (Proaktif) sedangkan Skinner (reaktif)
8.    Homeostatis dan heterostatis
Konsep Homeostatis adalah konsep yang bersumber pada gagasan equilibrium (keseimbangan) fisis leibnisz, menerangkan bahwa tingkah laku manusia terutama dimotivasi atau digerakkan kearah pengurangan ketegangan-ketegangan internal yang terjadi akibat ketidakseimbangan fisis (lapar, haus, kekurangan oksigen dan stimuli indrawi), sehingga (dengan bertingkah laku itu) keseimbangan bisa dicapai kembali dan terpelihara pada taraf yang optimal. Sedangkan konsep heterostatis dilain pihak menerangkan bahwa tingkah laku manusia itu terutama dimotivasi kearah pertumbuhan, pencarian stimulus (stimulus seeking), dan pengungkapan diri (self actualization). Frued percaya Homeostatis dengan teori nalurinya. Dimana dia mengatakan tingkah laku manusia digerakkan dan ditujukan kearah pengurangan teganngan-teganngan yang diakibatkan oleh memuncaknya energi naluri-naluri dari ID. Dollar dan Miller tokoh behaviorism percaya Homeostatis. Skinner tidak percaya dengan Homeostatis dan Heterostatis. Maslow dkk percaya Heterostatis.
9.    Dapat diketahui dan tak dapat diketahui.
Sebagian percaya bahwa manusia dapat diketahui total sedangkan yang lain menganggap manusia tidak dapat diketahui banyak apalagi total. William James, Maslow percaya manusia hanya bisa diketahui sedikit, sedangkan Frued, Skinner, Watson percaya manusia bisa diketahui secara lengkap dengan setahap demi setahap.
Teori Kepribadian Sigmund Frued (psikoanalisa)
Kepribadian menurut Frued adalah gabungan tiga system yang berkaitan membentuk suatu totalitas. Frued membuat system yaitu Id, Ego dan Super Ego.
Id (atau das Es) adalah system kepribadian yang paling dasar, system yang didalamnya ada naluri-naluri bawaan. Id adalah system yang bertindak sebagai penyedia atau penyalur energi yang dibutuhkan oleh system yang lain (Ego dan Super Ego) dalam operasi-operasi kegiatannya.
Id tidak bisa mentoleransi penumpukan energi yang bisa menyebabkan meningginya taraf tegangan organisme atau individu secara keseluruhan. Bagi individu meningginya tegangan adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Oleh karena itu, apabila terjadi penegangan pada organisme (penegangan itu meningkat), misalnya karena stimulasi dari luar (suhu, cahaya dan bunyi yang intensitasnya tinggi) maupun karena stimulasi dari dalam (lapar, haus, kekuranngan oksigen). Maka Id akan mengurangi keteganngan itu untuk mengembalikan pada keadaan normal (semula). Disinilah dikatakan bahwa Id dalam menjalankan fungsinya dilandasi oleh maksud mempertahankan konstansi (the principle of constancy) yang ditujukan untuk menghindari keadaan yang tidak menyenangkan dan mencapai keadaan yang menyenangkan ( the pleasure principle).
Untuk mencapai ini Id melakukan 2 fungsi
1)  Tindakan Refleks à yaitu bentuk tingkah laku atau tindakan yang mekanisme kerjanya otomatis dan segera, serta adanya pada individu adalah bawaan. Contoh; menghisap, mengedipkan mata dll.
2)   Proses primer adalah suatu proses yang melibatkan tindakan psikologi yang rumit. Id atao organisme secara umum berusaha mengurangi tegangan dengan cara membentuk bayangan dari objek yang bisa mengurangi tegangan. Misalnya orang lapar membayangkan makanan.  Tindakan memuaskan rasa lapar kadang mimpi makan (proses primer). Bagi Id, objek yang dihadirkan tadi lewat bayangan dianggap nyata. Tetapi bagaimanapun orang tak akan kenyang denngan membayangkan saja makanan. Dengan ini organisme butuh system yang lain yaitu Ego.
Ego adalah system kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada dunia objek kenyataan dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan (the reality principle). Apabila dikaitkan dengan makan dan rasa lapar tadi, maka ego mengarahkan orang yang sedang lapar tadi pada makanan. Dengan petunjuk ego inilah maka orang yang sedang lapar tersebut berfikir bahwa rasa laparnya dapat diatasi dengan jalan makan makanan.
Kata Frued Ego terbentuk pada struktur kepribadian individu sebagai hasil kontak dengan dunia luar. Proses yang dijalankan oleg ego untuk memuaskan rasa rapar tadi dikatakan proses skunder (secondary process). Dengan proses ini, ego melihat rencana pemuasannya itu dapat dilaksanakan atau tidak. Disamping itu ego juga mengarahkan dan mengetes realita. Apakah ini pemuasnya atau bukan, dapat dimakan atau tidak dst. Dalam menjalankan fungsinya ego melibatkan fungsi lain yaitu kognitig dan intelektual. Ego secara umum hanya menuruti apa yang diinginkan oleh Id. Tetapi Ego juga menghambat Id bila pengungkapan naluri-naluri Id itu mengarah kepada pengungkapan yang tidak layak, tidak bisa diterima oleh lingkungan dst. Jadi fungsi paling dasar dari ego adalah pemelihara kelangsungan hidup individu.
Super Ego (istilah Frued: das Ueberich) adalah system kepribadian yang berisikan nilai-nilai aturan-aturan yang sifatnya evaluatif (menyangkut baik-buruk). Menurut Frued Super ego terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai aturan-aturan yang diperoleh oleh individu dari sejumlah figure yang berperan, berpengaruh, atau berarti (orang tua, guru). Fungsi utama super ego adalah :
  1. Sebagai pengendali doronngan-dorongan atau impuls-impuls naluri id agar impuls itu disalurkan dengan cara yang dapat diterima oleh masyarakat. 
  2. Mengarahkan ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan moral ketimbang dengnan kenyataan. 
  3. Mendorong individu pada “kesempurnaan”. Bila ego berkonflik dengan super ego, keluarlah aktivitas ego lewat rasa bersalah, penyesalan dll.
Dinamika Kepribadian
Frued seperti anak zamannya percaya bahwa energi yang digunakan oleh manusia itu hanya berasal dari makanannya. Dan percaya pada hukum kekekalan energi ( conservation of energi) yang berasal dari fisika. Menurut hokum ini energi hanya dapat diubah dari energi satu ke yang lain dan jumlah total energi itu tetap tak bisa ada perubahan dialam ini. Energi psikis ke fisik itu dapat dipertukarkan dan id adalah jembatannya.
Naluri
Naluri atau instink adalah representasi psikologis bawaan dari eksitasi (keadaan tegang dan terangsang) pada tubuh yang diakibatkan oleh munculnya kebutuhan. Bila kita butuh makan misalnya, energi dihimpun untuk menekan dan mendorong individu agar bertindak untuk memenuhinya. Dengan terpenuhinya kebutuhan itu tegangnan, tekanan akan berkurang.
Disini terlihat pada naluri ada empat unsure; a) sumber, upaya, objek dan dorongan. Sumber naluri adalah kebutuhan. Upayanya adalah mengisi kekurangan atau memuaskan kebutuhan, sedangkan objeknya adalah hal-hal yang bisa memuaskan kebutuhan (misalnya makan untuk naluri lapar dll). Adapun unsure dorongan adalah jelas naluri bersifat untuk mendorong atas diri individu bertindak atau bertingkah laku.
Frued mengatakan bahwa naluri adalah quantum dari energi psikis. Id adalah penyedia energi dan kawasan pemukiman dari naluri. Dengnan ini Id semacam dynamo yang mengahasilkan energi psikis bagi perputaran operasi-operasi kepribadian. Energi psikis ini diolah dan dihasilkan oleh id dari energi fisik yang berasal dari proses-proses metabolisme tubuh.
Menurut Frued, sumber dan upaya naluri adalah tetap, tetapi dengan adanya kematangan fisik individu, akan tumbuh kebutuhan-kebutuhan atau naluri-naluri baru. Demikian juga objek pemuas bisa juga berubah-uabah inisemua dikarenakan sifat energi psikis yang bisa dialiharahkan.
Tingkah laku individu dibangkitkan oleh keadaan peka (memuncaknya tegangan), dan ditujukan untuk mengurangi tegangan itu. Artinya cirri naluri adalah regresif, disamping itu juga berciri konservatif (memelihara keseimbangan; homeostatis). Artinya ini akan berulang ulang; tenang-tegang-tenang-seterusnya. Frued mengatakan keharusan untuk mengulang (repetition compulsion). Frued juga amengatakan disamping stimulus-stimulus internal juga eksternal, hanya internal lebih penting dari eksternal.
Penyaluran dan Penggunaan energi psikis
Pada mulanya id adalah penguasa tunggal energi psikis. Seluruh energi digunakan untuk tindakan reflek dan proses primer dalam upaya memuaskan kebutuhan. Id tidak mampu membedekan antara yang imajiner dan nyata. Itu terlihat pada contoh bayi (individu yang sepenuhnya dikuasai id). Apabila bayi lapar, maka apa saja dimasukkan mulutnya; jari (reflek menghisap) dan lain-lain. Karena id masih tidak mampu memuaskan kebutuhannya ia butuh ego. Karena ego tidak mempunyai energi psikis, ego mengambilnya dari id. Diversi dari energi psikis id ke ego berjalan melalui mekanisme yang disebut identifikasi. Yaitu proses atau upaya upaya pembelajaran untuk membedakan mana yang betul-betul alat pemuas kebutuhan, mana yang bukan. Dan individu harus mencocokkan objek pasangan antara yang ada dalam pikiran, bayangan, kenyataan dan kebutuhan. Mekanisme identifikasi ini adalah proses sekunder ego.
Selanjutnya dengan identifikasi, ego memperoleh wewenang untuk menggunakan energi, untuk proses lainnya seperti mengamati, mengingat, memperbedakan, memutuskan, mengabstraksi, menggeneralisasi, dan berfikir. Sejumlah energi psikis dari id sendiri bahkan digunakan untuk menghalangi atau mencegah agar id tidak memunculkan naluri-naluri rasional dan destruktif. Kekuatan mencegah disebut antikteksis.
Kateksis (pemusatan energi) ego juga dapat dilakukan dengan menyimpangkan sedikit walau masih berhubungan dengan kebutuhan id. Misalnya rasa lapar, mendorong ego untuk mengunjungi restoran baru, cari resep-resep makanan, beli alat masak dan lain-lain.
Karena ego tak punya energi sendiri, id selalu mensubsidi energi itu, ini dilakukan karena egolah yang dapat memuaskan id secara real. Bila ego tidak mampu memenuhi itu, maka suplai energi akan dikurangi.
Demikian juga suplai id kepada super ego. Ini diawali dengan ketergantungan anak (dominant id) terhadap orang tua (pengasuh, guru dan lain-lain). Dari orang tualah anak mendapatkan kepuasan kebutuhan-kebutuhannya. Disamping itu orang tua adalah agen penanam nilai-nilai, tradisi, ideal-ideak yang berlaku dimasyarakat dan lain-lain. Agar anak mengikuti apa yang ingin ditanamkan oleh orang tua, orang tua menggunakan teknik penguatan (reinforcement), baik penguatan positif (hadiah), bisa negative (hukuman). Penguatan itulah yang membuat anak-anak ingin mengulangi dan tidak ingin mengualangi perbuatannya pada suatu hal. Dengan ini semua maka mulailah terjadi identifikasi terhadap orang tua. Dari sinilah awal terbentuknya super ego (dimana dengan itu juga kebutuhan id akan terpenuhi). Untuk selanjutnya ada proses internalisasi, dan super ego berperan sebagai wakil dari orang tua dan masyarakat, dengan tugas sebagai pengendali dan bahkan penghambat atas pengekspresian dorongan-dorongan primitive id, terutama seks dan agresivitas. Disamping itu juga super ego adalah pengarah ego kepada tujuan-tujuan ideal moral.
Baik id maupun super ego, ingin ego berada dipihaknya. Apabila ego degan antikateksisnya cukup kuat, maka kedua system yang bertolak belakang dan sama-sama ingin tampil dominant, bisa didamaikan sehingga kepribadian akan terintegrasi dengan baik.
Kecemasan
Apabila stimulus stimulus yang membahayakan terus menerus menghantui atau mengancam individu maka akan timbul anxiety (kecemanan). Kecemasan ada Riel (yang menekan adalah nyata; api, binatang, orang jahat, penganiayaan, hukuman dan lain-lain). Neurotik (tidak terkendalinya naluri primitive oleh ego yang nantinya mendapatkan hukuman. Sebab hukuman itu berasal dari luar) dan Moral (seperi neurotic, tetapai hukumanya berasal dari dalam. Rasa bersalah, berdosa dan lain-lain).
Mekanisme Pertahanan Ego
Ego membuat pertahanan agar kecemasan baik karena tuntutan Id atau super ego tidak banyak terjadi atau mungkin dikendalikan.
1.    Represi
Mekanisme meredakan kecemasan dengan cara menekan dorongan atau kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan yang menjadi penyebab kecemasan tersebut ke dalam alam tak sadar. Untuk mengurung dorongan itu ke bawah, dibutuhkan energi ekstra agar tidak muncul lagi kea lam sadar. Pengurasan energi ini bisa membuat tidak efektifnya ego menuntun tingkah laku individu. Tingkah laku neurotic, penyakit psikosomatik, dan penyimpangan lainnya adalah akibat dari represi itu. dan juga kata frued, dorongan-dorongan yang di repress dapat muncul melalui mimpi, salah ucap dan lain-lain. Frued mengatakan hal seperti itu adalah psycho pathology of everyday life (psikopatologi kehidupan sehari-hari).
2.    Sublimasi
Mekanisme pertahanan ego yang ditujukan untuk mencegah atau meredakan kecemasan dengan cara mengubah dan menyesuaikan dorongan primitive id yang menjadi penyebab kecemasan kedalam bentuk (tingkah laku) yang bisa diterima dan bahkan dihargai masyarakat. Misal orang yang gagal minat seksualnya, menggiatkan diri kepada olah raga orang yang punya dorongan agresi kuat, menjadi tukang jagal. Orang kurang mampu dicintai, sibuk dengan meneliti dan seterusnya.
3.    Proyeksi
Pengalihan dorongan, sikap, tingkah laku yang menimbulkan kecemasan kepada orang lain. Anak yang malas, gagal ujian, mengatakan gurunya sentiment, orang tuanya tak perhatian padanya dan lain-lain.
4.    Displacement
Pengungkapan dorongan yang menimbulkan kecemasan kepada objek atau individu yang kurang berbahaya atau kurang mengancam dibanding objek individu semula. Siswa yang dihukum gurunya, lalu melampiaskan keinginannya dengan merusak prabot sekolah dan lain-lain.
5.    Rasionalisasi
Upaya individu menyelewengkan atau memutarbalik kenyataan, dalam hal ini kenyataan yang mengancam ego, melalui dalih yang seakan masuk akal, sehingga kenyataan itu tak lagi mengancam ego yang bersangkutan.
6.    Reaksi formasi
Perepresian dorongan dengan bertingkah laku sebaliknya yang berlebihan. Seorang ibu yang membenci anaknya (karena cemas, takut, ditentang dengan keras oleh super ego dan lain-lain), akhirnya bertingkah laku mencintai anaknya dengan berlebihan.
7.    Regresi
Menghindari kecemasan dengan mengambil tindakan, kembali kepada taraf perkembangan yang lebih rendah. Misal gadis yang takut ditinggal oleh pacarnya, bertingkah laku kekanak-kanakan. Atau anak kecil yang baru punya adik, karena takut kasih sayang dari orang tuanya hilang, maka ia ngompol lagi, bisa jadi sangat mandiri (mirip reaksi formasi).
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Teori Frued berlandaskan pada :
  1. Kepribadian dibentuk oleh berbagai jenis pengalaman masa kanak-kanak awal. 
  2. Energi seksual (libido) ada sejak lahir, kemudian berkembang melalui tahapan psikoseksual, yang bersumber pada naluriah organisme.
Ada 4 fase perkembangan kepribadian yang berkaitan dengan daerah oragen (daerah tubuh yang apabila dirangsang menimbulkan kenikmatan tertentu) yaitu;
1.    Fase Oral (Mulut)
Ada pada bayi, daerah mulut dominant, senang menghisap
2.    Fase Anal (dubur)
Tahun ke tiga, senang dengan kotorannya sendiri.
3.    Fase falik (alat kelamin)
Tahun ke 4 dan kelima, senang membuat main kelaminnya sendiri.
4.    Fase genital (daerah reproduksi)
Masa pubertas, individu mulai senang dengan lawan jenis. Pada awal remaja kata frued semua anak adalah homoseksual.
Wadaslintang, 22 Mei 2011

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN (2)

B.F. SKINNER & MASLOW

B.F (BURRHUS FREDERIC) SKINNER
Skinner tidak mempercayai teori-teori konseptual, bukan karena itu tidak penting, tetapi banyak konsep-konsep teori spekulatif itu, tidak mengizinkan atau menyelubungi hipotesis, sehingga sulit dibuat definisi operasional yang nantinya dapat dilakukan pengujian empiris.
Skinner sangat percaya dengan eksperimental, elementalisme. Sesuatu itu harus diteliti bagian per bagian lalu meluas dan makin meluas. Juga sesuatu itu benar dan salahnya bukan dari konsep rasional, tetapi mesti tahan uji secara empiris, eksperimental. Bagian dalam manusia tak dapat dilihat dan diteliti, yang kita lihat, ujia adalah yang tampak. Dari situlah kita mengetahui apa yang didalam. Manusia kata Skinner adalah kotak tertutup, variable pengantara tingkah laku, motif, dorongan dan lain-lain itu semua harus dikesampingkan, sebab itu menghambat penelitian-penelitan dan studi tentang tingkah laku manusia.
Penelitian ilmiah, harus dapat dibuktikan dengan variable yang terkontrol murni. Sehingga penjelasan-penjelasan lain tanpa control (hipotesa, fisiologi, genetika dan lain-lain, Skinner tak menyetujuinya).
Skinner percaya bahwa individu adalah organisme yang memperoleh perbendaharaan tingkah lakunya melalui belajar. Dia bukan agen penyebab tingkah laku, melainkan tempat kedudukan atau suatu point dimana factor-faktor lingkungan dan bawaan yang khas secara bersama menghasilkan akibat (tingkah laku) yang khas pula pada individu tersebut. Studi kepribadian bagi skinner adalah bagaimana menemukan pola-pola yang khas dari kaitan antara tingkah laku organisme dan konsekuensi-konsekuensi yang diperkuatnya.
Skinner menggunakan analisis fungsional dimana ahli didorong untuk dapat membentuk kaitan “pasti”, nyata dan dapat diperinci antara tingkah laku organisme yang dapat diamati (respons) dan kondisi-kondisi lingkungan (stimulus) yang menentukan atau mengendalikannya. Variable-variabel yang dipakai harus eksternal, bisa dilihat dan dapat didefinisikan dalam istilah-istilah yng kuantitatif. Tujuan praktis dari itu adalah bisa memanipulasi variable-variabel lingkungan (independent variable) sebagai pangkal tolak pembuatan peramalan-peramalan, dan kemudian peneliti mengukur perubahan tingkah laku yang dihasilkan (dependent variable).
Pengkondisian Operan
System tingkah laku, kata Skinner terdiri dari 2 hal yaitu responden dan operan (operant). Singkatnya, setiap tingkah laku individu disebabkan oleh stimulus yang selalu mendahului respons. Misalnya menyempitkan mata karena sinar, menggigil karena dingin dll. Orang pertama yang mempelajari pengkondisian ini adalah Ivan Pavlol dengan “pengkondisian Klasiknya” lewat penelitian keluarnya air liur anjing.
Mula-mula anjing itu diberi makan dan setiap makanan diberikan, sebelumnya lonceng dibunyikan..karena adanya makanan, maka keluarlah air liur si anjing. Karena setiap makanan keluar sebelumnya didahului lonceng juga bunyi, maka setelah beberapa waktu pengkondisian itu, apabila lonceng dibunyikan walau tanpa makanan, maka air liur anjing tetap keluar. Tetapi bila sampai beberapa saat, lonceng terus yang bunyi tanpa dibarengi oleh makanan, maka air liur tak keluar.
Demikian juga pengkondisian yang dilakukan oleh Watson dan Rayner pada tahun 1920. sebelum pengkondisian Albert 11 th, tidak takut dengan tikus putih, kapas, topeng dll. Setelah dikondisikan, bahwa setiap ada tikus putih, anak kecil itu diberi bunyi-bunyian keras dibelakang dirinya. Setelah 7 kali pengkondisian, setelah lihat tikus putih saja, tanpa bunyi anak kecil itu sudah menangis dan ketakutan. Pada tahap selanjutnya Albert menggeneralisasi kondisi itu, sehingga ia takut pada anjing, mantel bulu, topeng, bahkan rambut peneliti.
Sekalipun pengkondisian klasik itu benar, tetapi kata Skinner yang lebih penting adalah Pengkondisian Operan. Tafsiran Skinner tentang pengkondisian adalah; penguatan (reiforcer) tindakan. Tindakan yang mendapat penguatan (hasil) positif akan dilakukan lagi (diulang), sedangkan yang mendapat penguatan negative akan ditinggalkan.
Mencacat dan Jadwal perkuatan
Makin probalistik hasil suatu tindakan, makin orang itu penasaran dan mencoba. Makin pasti suatu hasil tindakan, maka makin kecil penasaran, penguatan tindakan. Sebagai contoh bila gaji diberikan sebagai penguatan semangat kerja, maka akhir-akhir bulan pegawai semangat, atau minimal yang mendekati gajian. Setelah itu malas lagi.
Lain dengan sales, karena tidak jelas mana, pintu yang keberapa rumah orang akan beli, maka si sales akan terus bersemangat antara 1 rumah dengan rumah yang lainnya. Demikian juga dengan penjudi atau pemain jackpot… awalnya mereka mencoba, gagal-gagal, malas berjudi dan main lagi. Tetapi bila orang itu pernah menang, maka semangatnya dan kemungkinan ia berhenti akan lebih rendah… sekalipun uangnya ditambah dengan kemenangannya sudah ludes.
Pengkondisian juga akan membuat orang bertingkah laku tahayul, bila karena hal tertentu (kebetulan), menghasilkan keuntungan. Misalnya pemain bulu tangkis dengan raket tertentu, pemain sepak bola dengan kostum tertentu. Demikian waktu anak kecil bermain kelereng. Karena dengan menggunakan kelereng tertentu ia menang dan menang lagi.. maka mungkin ia akan menunda permainannya bahkan tidak bermain sementara waktu kalau kelereng itu tak ada. Dst.
Shaping adalah pembentukan suatu respon melalui pemberian penguatan atas respon-respon lain yang mengarah atau mendekati respon yang diinginkan. misalnya anak yang kita inginkan belajar, maka mendekati tempat belajar kita perkuat dengan hadiah, selanjutnya mendekati tempat belajar tidak kita kasih sampai ia pegang-pegang buku kita perkuat dengan hadiah, selanjutnya pegang-pegang buku sampai buka-buka buku kita perkuat.. buka-buka buku, sampai membaca sekalipun cerita kita perkuat dst..dst akhirnya ia akan belajar.
Evolusi Kebudayaan (behaviorisme)
Kebudayaan sama halnya dengan spesies-spesies, mengalami seleksi berdasarkan adaptasinya terhadap lingkungan, yakni; sejauh mana kebudayaan itu membantu anggota-anggota dalam rangka memperoleh apa yang mereka butuhkan; sejauh mana kebudayaan itu membantu anggotanya untuk menghindarkan dari hal-hal yang membahayakan; dan seberapa besar kebudayaan itu membantu orang-orang yang menjadi anggotanya untuk survive dan memelihara kebudayaan itu sendiri. Sama halnya dengan spesies dalam teori Darwin. Praktek-praktek budaya bisa berubah (bermutasi), tetapi praktek-praktek budaya tersebut tetap berlaku karena kebudayaan memiliki nilai adaptasi. Nilai kebudayaan hanya dapat ditentukan oleh satu criteria: Kelangsungan. Dan untuk menjamin kelangsungannya, kebudayaan harus mendorong anggota-anggotanya untuk bekerja bagi pemeliharaan kebudayaan. Orang-orang yang menjadi anggota kebudayaan itu harus diberi perkuatan bagi upaya mereka memelihara kebudayaan itu. Tantangan bagi “perancang kebudayaan” adalah mempercepat perkembangan praktek-praktek yang membawa konsekuensi memperkuat pada tingkah laku individu dalam arah yang langsung. Dan jika para anggota kebudayaan itu tidak memperoleh perkuatan, maka mereka tidak akan tergerak untuk bekerja bagi pemeliharaan kebudayaan sehingga kebudayaan tersebut akan mati.
ABRAHAM MASLOW
Psikologi Humanistik adalah psikologi yang berbeda dengan dua diatas. Psikologi ini lebih berdasarkan pada filsafat eksistensialis yang mengedepankan otonomi manusia dan kebebasan manusia. Eksistensialisme dengan tokoh-tohnya seperti Soren keirkegaard, Nietzcshe, karl jasper, Heidegger, Sartre, Merleu-ponty, camus, Biswanger, viktor frakl dll.
Manusia menurut eksistensialisme adalah mengada-dalam-dunia (being-in-the-word), dan menyadari penuh akan keberadaannya. Filsuf eksistensialeme percaya bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih tindakannya, menentukan sendiri nasib atau wujud keberadaannya, serta bertanggung jawab atas pilihan keberadaannya itu. Pendek kata meminjam kata-kata Sartre: Aku adalah Pilihanku.
Konsep lain yang diambil oleh psikologi humanistic dari eksistensialis adalah konsep kemenjadian (becoming). Menurut konsep ini manusia tidak pernah diam, tetapi selalu dalam proses untuk menjadi sesuatu yang lain dari sebelumnya. Kita harus menerima tanggung jawab untuk membuat pilihan dan arah dari nasib kita sendiri. Kelahiran kita, dikehendaki atau tidak, menempatkan kita didunia dengan tanggung jawab atas satu kehidupan manusia, kehidupan kita sendiri. Melarikan diri dari kebebasan dan tanggung jawab adalah mengingkari kesejatian dan merupakan satu keputusan yang tak terpuji.
Eksistensialisme juga percaya dan menekankan kesadaran manusia, perasaan subjektif, dan pengalaman-pengalaman personal yang berkaitan dengan keberadaan individu dalam dunia bersama individu-individu lain (ini adalah pandangan fenomenologis yang diterima oleh eksistensialis yang juga dipakai oleh psikologi humanis/eksistensialis).
Ajaran Psikologi Humanistik antara lain; yang membedakan dengan psikologi sebelumnya.
1)  Individu sebagai keseluruhan yang integral. Kata maslow teori yang baik bukan melihat kebutuhan mulut, perut..kelamin.yang ada adalah kebutuhan individu. Kepuasan dirasakan oleh individu, bukan sebagian tubuh (maslow, 1970).
2)   Tidak layak percobaan hewan dioper ke manusia. Hewan dan manusia sangat berbeda.
3)   Percaya bahwa manusia pada dasarnya baik.
Teori Kebutuhan Bertingkat Maslow
Teori Maslow yang paling terkenal adalah kebutuhan bertingkatnya. Menurut Maslow, kebutuhan itu bertingkat-tingkat pada individu mulai dari;
1.     Kebutuhan-kebutuhan dasar
Kebutuhan dasar adalah kebutuhan fisiologis, antara lain kebutuhan akan makanan, air, oksigen, istirahat, keseimbangan temperature, seks dll.
2.    Kebutuhan akan rasa aman
kebutuhan rasa aman adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman, kepastian dan keteraturan dari keadaan lingkungannya.
3.    Kebutuhan akan cinta dan memiliki
need for love and belongingness adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk mengadakan hubungan afektif atau ikatan emosional dengan individu lain.
4.     Kebutuhan akan rasa harga diri, dan
Need for self-esteem adalah penghargaan dari diri sendiri dan orang lain. Dari diri sendiri adalah kebutuhan untuk memperoleh kompetensi, rasa percaya diri, kekuatan pribadi, adekuasi, kemandirian, dan kebebasan. Yang kedua adalah prestasi; individu butuh penghargaan atas apa-apa yang dilakukannya.
5.    Kebutuhan akan aktualisasi diri.
Kebutuhan untuk mengungkapkan diri atau aktualisasi diri (need for self-actualization). Ini adalah hasrat individu untuk menjadi orang yang sesuai dengan keinginan dan potensi yang dimilikinya, atau hasrat dari individu untuk menyempurnakan dirinya melalui pengungkapan segenap potensi yang dimilikinya. Berbuat yang terbaik, melakukan sesuatu itu adalah aktualisasi diri. Tidak harus orang besar, butuhpun bisa dan ingin kebutuhan ini bila kebutuhan atasnya sudah terpenuhi…yaitu berbuat atau melakukan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya.

Wadaslintang, 22  Mei  2011

Minggu, 08 Mei 2011

MOTIVASI DIRI

  1. Kualitas pemimpin ditentukan oleh integritas dan kebijaksanaannya
  2. Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istrimu, pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup 
  3. Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu, pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan 
  4. Dalam setiap kisah sukses, Anda akan menemukan sesorang yang telah mengambil keputusan dengan berani
  5. Karena sukses adalah sesuatu yang harus kita jemput, jangan biarkan sukses terlalu lama menunggu kita
  6. Bila Anda menginginkan sesuatu dan tidak memperolehnya, berarti Anda tidak sungguh-sungguh menginginkannya
  7. Menaklukan ribuan orang belum dapat disebut sebagai pemenang, tetapi mampu mengalahkan diri sendiri itulah yang disebut penakluk gemilang
  8. Manusia tidak pernah percaya pada hal-hal baru kecuali jika mereka telah merasakannya dengan pengalaman
  9. Orang yang mengerjakan lebih dari apa yang dibayar pada suatu saat akan dibayar lebih dari apa yang ia kerjakan
  10. Harapan bukanlah mimpi, melainkan cara untuk membuat mimpi menjadi kenyataan
  11. Kenanglah masa lalu dan hadapi masa depan
  12. Ada dua hal yang harus Anda lupakan, kebaikan yang Anda lakukan kepada orang lain dan kesalahan orang lain kepada Anda
  13. Jika rumput tetangga kelihatan lebih hijau, itu karena mereka merawat dan memberinya perhatian lebih
  14. Kita tidak dapat menjadi bijaksana dengan kebijaksanaan orang lain, tapi kita dapat berpengetahuan dengan pengetahuan orang lain
  15. Yang terpenting dari kehidupan bukanlah kemenangan namun bagaimana bertanding dengan baik
  16. Kehidupan berputar sangat cepat. Jika Anda tidak berhenti sejenak untuk menikmatinya, Anda dapat kehilangan arti kehidupan itu sendiri
  17. Semua akhir adalah permulaan dari sesuatu. Hanya saja pada saat itu kita sering kali tidak menyadarinya
  18. Ketika kita menjadi tua, waktu akan membuat kita dikelilingi oleh orang-orang yang mencintai kita sebagai ganti orang-orang yang kita cintai
  19. Ketika berusaha maksimal, kita tidak akan pernah tahu keajaiban apa yang akan datang pada kita atau orang lain
  20. Kemalasan memang tampak menggoda, tapi bekerja memberi kepuasan
  21. Anda tidak tahu apa saja yang akan terjadi, hanya saja tetaplah mencoba melakukan yang terbaik
  22. Perjuangan seseorang akan banyak berarti jika mulai dari diri sendiri.
  23. Jangan menimpakan kesalahan diri sendiri kepada orang lain, karena orang yang tidak mengakui kelemahan dirinya sulit untuk berhasil
  24. Jangan batasi kebaikan yang dapat Anda lakukan karena itu akan membatasi kebesaran yang bisa Anda capai
  25. Sikap itu tidak lebih dari kebiasaan cara kita berpikir - dan kebiasaan dapat dipelajari
  26. Kekuatan kita terlihat pada segala sesuatu yang kita pertahankan; kelemahan kita terlihat pada peluang yang kita lepaskan
  27. Kebenaran hilang bila terlalu banyak berdebat
 09 Maret 2011