Minggu, 22 Mei 2011

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN (2)

B.F. SKINNER & MASLOW

B.F (BURRHUS FREDERIC) SKINNER
Skinner tidak mempercayai teori-teori konseptual, bukan karena itu tidak penting, tetapi banyak konsep-konsep teori spekulatif itu, tidak mengizinkan atau menyelubungi hipotesis, sehingga sulit dibuat definisi operasional yang nantinya dapat dilakukan pengujian empiris.
Skinner sangat percaya dengan eksperimental, elementalisme. Sesuatu itu harus diteliti bagian per bagian lalu meluas dan makin meluas. Juga sesuatu itu benar dan salahnya bukan dari konsep rasional, tetapi mesti tahan uji secara empiris, eksperimental. Bagian dalam manusia tak dapat dilihat dan diteliti, yang kita lihat, ujia adalah yang tampak. Dari situlah kita mengetahui apa yang didalam. Manusia kata Skinner adalah kotak tertutup, variable pengantara tingkah laku, motif, dorongan dan lain-lain itu semua harus dikesampingkan, sebab itu menghambat penelitian-penelitan dan studi tentang tingkah laku manusia.
Penelitian ilmiah, harus dapat dibuktikan dengan variable yang terkontrol murni. Sehingga penjelasan-penjelasan lain tanpa control (hipotesa, fisiologi, genetika dan lain-lain, Skinner tak menyetujuinya).
Skinner percaya bahwa individu adalah organisme yang memperoleh perbendaharaan tingkah lakunya melalui belajar. Dia bukan agen penyebab tingkah laku, melainkan tempat kedudukan atau suatu point dimana factor-faktor lingkungan dan bawaan yang khas secara bersama menghasilkan akibat (tingkah laku) yang khas pula pada individu tersebut. Studi kepribadian bagi skinner adalah bagaimana menemukan pola-pola yang khas dari kaitan antara tingkah laku organisme dan konsekuensi-konsekuensi yang diperkuatnya.
Skinner menggunakan analisis fungsional dimana ahli didorong untuk dapat membentuk kaitan “pasti”, nyata dan dapat diperinci antara tingkah laku organisme yang dapat diamati (respons) dan kondisi-kondisi lingkungan (stimulus) yang menentukan atau mengendalikannya. Variable-variabel yang dipakai harus eksternal, bisa dilihat dan dapat didefinisikan dalam istilah-istilah yng kuantitatif. Tujuan praktis dari itu adalah bisa memanipulasi variable-variabel lingkungan (independent variable) sebagai pangkal tolak pembuatan peramalan-peramalan, dan kemudian peneliti mengukur perubahan tingkah laku yang dihasilkan (dependent variable).
Pengkondisian Operan
System tingkah laku, kata Skinner terdiri dari 2 hal yaitu responden dan operan (operant). Singkatnya, setiap tingkah laku individu disebabkan oleh stimulus yang selalu mendahului respons. Misalnya menyempitkan mata karena sinar, menggigil karena dingin dll. Orang pertama yang mempelajari pengkondisian ini adalah Ivan Pavlol dengan “pengkondisian Klasiknya” lewat penelitian keluarnya air liur anjing.
Mula-mula anjing itu diberi makan dan setiap makanan diberikan, sebelumnya lonceng dibunyikan..karena adanya makanan, maka keluarlah air liur si anjing. Karena setiap makanan keluar sebelumnya didahului lonceng juga bunyi, maka setelah beberapa waktu pengkondisian itu, apabila lonceng dibunyikan walau tanpa makanan, maka air liur anjing tetap keluar. Tetapi bila sampai beberapa saat, lonceng terus yang bunyi tanpa dibarengi oleh makanan, maka air liur tak keluar.
Demikian juga pengkondisian yang dilakukan oleh Watson dan Rayner pada tahun 1920. sebelum pengkondisian Albert 11 th, tidak takut dengan tikus putih, kapas, topeng dll. Setelah dikondisikan, bahwa setiap ada tikus putih, anak kecil itu diberi bunyi-bunyian keras dibelakang dirinya. Setelah 7 kali pengkondisian, setelah lihat tikus putih saja, tanpa bunyi anak kecil itu sudah menangis dan ketakutan. Pada tahap selanjutnya Albert menggeneralisasi kondisi itu, sehingga ia takut pada anjing, mantel bulu, topeng, bahkan rambut peneliti.
Sekalipun pengkondisian klasik itu benar, tetapi kata Skinner yang lebih penting adalah Pengkondisian Operan. Tafsiran Skinner tentang pengkondisian adalah; penguatan (reiforcer) tindakan. Tindakan yang mendapat penguatan (hasil) positif akan dilakukan lagi (diulang), sedangkan yang mendapat penguatan negative akan ditinggalkan.
Mencacat dan Jadwal perkuatan
Makin probalistik hasil suatu tindakan, makin orang itu penasaran dan mencoba. Makin pasti suatu hasil tindakan, maka makin kecil penasaran, penguatan tindakan. Sebagai contoh bila gaji diberikan sebagai penguatan semangat kerja, maka akhir-akhir bulan pegawai semangat, atau minimal yang mendekati gajian. Setelah itu malas lagi.
Lain dengan sales, karena tidak jelas mana, pintu yang keberapa rumah orang akan beli, maka si sales akan terus bersemangat antara 1 rumah dengan rumah yang lainnya. Demikian juga dengan penjudi atau pemain jackpot… awalnya mereka mencoba, gagal-gagal, malas berjudi dan main lagi. Tetapi bila orang itu pernah menang, maka semangatnya dan kemungkinan ia berhenti akan lebih rendah… sekalipun uangnya ditambah dengan kemenangannya sudah ludes.
Pengkondisian juga akan membuat orang bertingkah laku tahayul, bila karena hal tertentu (kebetulan), menghasilkan keuntungan. Misalnya pemain bulu tangkis dengan raket tertentu, pemain sepak bola dengan kostum tertentu. Demikian waktu anak kecil bermain kelereng. Karena dengan menggunakan kelereng tertentu ia menang dan menang lagi.. maka mungkin ia akan menunda permainannya bahkan tidak bermain sementara waktu kalau kelereng itu tak ada. Dst.
Shaping adalah pembentukan suatu respon melalui pemberian penguatan atas respon-respon lain yang mengarah atau mendekati respon yang diinginkan. misalnya anak yang kita inginkan belajar, maka mendekati tempat belajar kita perkuat dengan hadiah, selanjutnya mendekati tempat belajar tidak kita kasih sampai ia pegang-pegang buku kita perkuat dengan hadiah, selanjutnya pegang-pegang buku sampai buka-buka buku kita perkuat.. buka-buka buku, sampai membaca sekalipun cerita kita perkuat dst..dst akhirnya ia akan belajar.
Evolusi Kebudayaan (behaviorisme)
Kebudayaan sama halnya dengan spesies-spesies, mengalami seleksi berdasarkan adaptasinya terhadap lingkungan, yakni; sejauh mana kebudayaan itu membantu anggota-anggota dalam rangka memperoleh apa yang mereka butuhkan; sejauh mana kebudayaan itu membantu anggotanya untuk menghindarkan dari hal-hal yang membahayakan; dan seberapa besar kebudayaan itu membantu orang-orang yang menjadi anggotanya untuk survive dan memelihara kebudayaan itu sendiri. Sama halnya dengan spesies dalam teori Darwin. Praktek-praktek budaya bisa berubah (bermutasi), tetapi praktek-praktek budaya tersebut tetap berlaku karena kebudayaan memiliki nilai adaptasi. Nilai kebudayaan hanya dapat ditentukan oleh satu criteria: Kelangsungan. Dan untuk menjamin kelangsungannya, kebudayaan harus mendorong anggota-anggotanya untuk bekerja bagi pemeliharaan kebudayaan. Orang-orang yang menjadi anggota kebudayaan itu harus diberi perkuatan bagi upaya mereka memelihara kebudayaan itu. Tantangan bagi “perancang kebudayaan” adalah mempercepat perkembangan praktek-praktek yang membawa konsekuensi memperkuat pada tingkah laku individu dalam arah yang langsung. Dan jika para anggota kebudayaan itu tidak memperoleh perkuatan, maka mereka tidak akan tergerak untuk bekerja bagi pemeliharaan kebudayaan sehingga kebudayaan tersebut akan mati.
ABRAHAM MASLOW
Psikologi Humanistik adalah psikologi yang berbeda dengan dua diatas. Psikologi ini lebih berdasarkan pada filsafat eksistensialis yang mengedepankan otonomi manusia dan kebebasan manusia. Eksistensialisme dengan tokoh-tohnya seperti Soren keirkegaard, Nietzcshe, karl jasper, Heidegger, Sartre, Merleu-ponty, camus, Biswanger, viktor frakl dll.
Manusia menurut eksistensialisme adalah mengada-dalam-dunia (being-in-the-word), dan menyadari penuh akan keberadaannya. Filsuf eksistensialeme percaya bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih tindakannya, menentukan sendiri nasib atau wujud keberadaannya, serta bertanggung jawab atas pilihan keberadaannya itu. Pendek kata meminjam kata-kata Sartre: Aku adalah Pilihanku.
Konsep lain yang diambil oleh psikologi humanistic dari eksistensialis adalah konsep kemenjadian (becoming). Menurut konsep ini manusia tidak pernah diam, tetapi selalu dalam proses untuk menjadi sesuatu yang lain dari sebelumnya. Kita harus menerima tanggung jawab untuk membuat pilihan dan arah dari nasib kita sendiri. Kelahiran kita, dikehendaki atau tidak, menempatkan kita didunia dengan tanggung jawab atas satu kehidupan manusia, kehidupan kita sendiri. Melarikan diri dari kebebasan dan tanggung jawab adalah mengingkari kesejatian dan merupakan satu keputusan yang tak terpuji.
Eksistensialisme juga percaya dan menekankan kesadaran manusia, perasaan subjektif, dan pengalaman-pengalaman personal yang berkaitan dengan keberadaan individu dalam dunia bersama individu-individu lain (ini adalah pandangan fenomenologis yang diterima oleh eksistensialis yang juga dipakai oleh psikologi humanis/eksistensialis).
Ajaran Psikologi Humanistik antara lain; yang membedakan dengan psikologi sebelumnya.
1)  Individu sebagai keseluruhan yang integral. Kata maslow teori yang baik bukan melihat kebutuhan mulut, perut..kelamin.yang ada adalah kebutuhan individu. Kepuasan dirasakan oleh individu, bukan sebagian tubuh (maslow, 1970).
2)   Tidak layak percobaan hewan dioper ke manusia. Hewan dan manusia sangat berbeda.
3)   Percaya bahwa manusia pada dasarnya baik.
Teori Kebutuhan Bertingkat Maslow
Teori Maslow yang paling terkenal adalah kebutuhan bertingkatnya. Menurut Maslow, kebutuhan itu bertingkat-tingkat pada individu mulai dari;
1.     Kebutuhan-kebutuhan dasar
Kebutuhan dasar adalah kebutuhan fisiologis, antara lain kebutuhan akan makanan, air, oksigen, istirahat, keseimbangan temperature, seks dll.
2.    Kebutuhan akan rasa aman
kebutuhan rasa aman adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman, kepastian dan keteraturan dari keadaan lingkungannya.
3.    Kebutuhan akan cinta dan memiliki
need for love and belongingness adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk mengadakan hubungan afektif atau ikatan emosional dengan individu lain.
4.     Kebutuhan akan rasa harga diri, dan
Need for self-esteem adalah penghargaan dari diri sendiri dan orang lain. Dari diri sendiri adalah kebutuhan untuk memperoleh kompetensi, rasa percaya diri, kekuatan pribadi, adekuasi, kemandirian, dan kebebasan. Yang kedua adalah prestasi; individu butuh penghargaan atas apa-apa yang dilakukannya.
5.    Kebutuhan akan aktualisasi diri.
Kebutuhan untuk mengungkapkan diri atau aktualisasi diri (need for self-actualization). Ini adalah hasrat individu untuk menjadi orang yang sesuai dengan keinginan dan potensi yang dimilikinya, atau hasrat dari individu untuk menyempurnakan dirinya melalui pengungkapan segenap potensi yang dimilikinya. Berbuat yang terbaik, melakukan sesuatu itu adalah aktualisasi diri. Tidak harus orang besar, butuhpun bisa dan ingin kebutuhan ini bila kebutuhan atasnya sudah terpenuhi…yaitu berbuat atau melakukan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya.

Wadaslintang, 22  Mei  2011

Minggu, 08 Mei 2011

MOTIVASI DIRI

  1. Kualitas pemimpin ditentukan oleh integritas dan kebijaksanaannya
  2. Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istrimu, pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup 
  3. Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu, pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan 
  4. Dalam setiap kisah sukses, Anda akan menemukan sesorang yang telah mengambil keputusan dengan berani
  5. Karena sukses adalah sesuatu yang harus kita jemput, jangan biarkan sukses terlalu lama menunggu kita
  6. Bila Anda menginginkan sesuatu dan tidak memperolehnya, berarti Anda tidak sungguh-sungguh menginginkannya
  7. Menaklukan ribuan orang belum dapat disebut sebagai pemenang, tetapi mampu mengalahkan diri sendiri itulah yang disebut penakluk gemilang
  8. Manusia tidak pernah percaya pada hal-hal baru kecuali jika mereka telah merasakannya dengan pengalaman
  9. Orang yang mengerjakan lebih dari apa yang dibayar pada suatu saat akan dibayar lebih dari apa yang ia kerjakan
  10. Harapan bukanlah mimpi, melainkan cara untuk membuat mimpi menjadi kenyataan
  11. Kenanglah masa lalu dan hadapi masa depan
  12. Ada dua hal yang harus Anda lupakan, kebaikan yang Anda lakukan kepada orang lain dan kesalahan orang lain kepada Anda
  13. Jika rumput tetangga kelihatan lebih hijau, itu karena mereka merawat dan memberinya perhatian lebih
  14. Kita tidak dapat menjadi bijaksana dengan kebijaksanaan orang lain, tapi kita dapat berpengetahuan dengan pengetahuan orang lain
  15. Yang terpenting dari kehidupan bukanlah kemenangan namun bagaimana bertanding dengan baik
  16. Kehidupan berputar sangat cepat. Jika Anda tidak berhenti sejenak untuk menikmatinya, Anda dapat kehilangan arti kehidupan itu sendiri
  17. Semua akhir adalah permulaan dari sesuatu. Hanya saja pada saat itu kita sering kali tidak menyadarinya
  18. Ketika kita menjadi tua, waktu akan membuat kita dikelilingi oleh orang-orang yang mencintai kita sebagai ganti orang-orang yang kita cintai
  19. Ketika berusaha maksimal, kita tidak akan pernah tahu keajaiban apa yang akan datang pada kita atau orang lain
  20. Kemalasan memang tampak menggoda, tapi bekerja memberi kepuasan
  21. Anda tidak tahu apa saja yang akan terjadi, hanya saja tetaplah mencoba melakukan yang terbaik
  22. Perjuangan seseorang akan banyak berarti jika mulai dari diri sendiri.
  23. Jangan menimpakan kesalahan diri sendiri kepada orang lain, karena orang yang tidak mengakui kelemahan dirinya sulit untuk berhasil
  24. Jangan batasi kebaikan yang dapat Anda lakukan karena itu akan membatasi kebesaran yang bisa Anda capai
  25. Sikap itu tidak lebih dari kebiasaan cara kita berpikir - dan kebiasaan dapat dipelajari
  26. Kekuatan kita terlihat pada segala sesuatu yang kita pertahankan; kelemahan kita terlihat pada peluang yang kita lepaskan
  27. Kebenaran hilang bila terlalu banyak berdebat
 09 Maret 2011

ANALISIS MATERI PEMBELAJARAN

Kemampuan menganalisis merupakan salah satu kemampuan kognitif tingkat tinggi  yang penting untuk  dikuasai siswa dalam pembelajaran. Secara rinci Bloom mengemukakan tiga jenis kemampuan analisis, yaitu :
1.     Menganalisis unsur:
  • Kemampuan melihat asumsi-asumsi yang tidak dinyatakan secara eksplisit pada suatu pernyataan
  • Kemampuan untuk membedakan fakta dengan hipotesa.
  • Kemampuan untuk membedakan pernyataan faktual dengan pernyataan normatif.
  • Kemampuan untuk mengidentifikasi motif-motif dan membedakan mekanisme perilaku antara individu dan kelompok.
  • Kemampuan untuk memisahkan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang mendukungnya.
2.     Menganalisis hubungan:
  • Kemampuan untuk melihat secara komprehensif interrelasi antar ide dengan ide.
  • Kemampuan untuk mengenal unsur-unsur khusus yang membenarkan suatu pernyataan.
  • Kemampuan untuk mengenal fakta atau asumsi yang esensial yang mendasari suatu pendapat atau tesis atau argumen-argumen yang mendukungnya.
  • Kemampuan untuk memastikan konsistensinya hipotesis dengan informasi atau asumsi yang ada.
  • Kemampuan untuk menganalisis hubungan di antara pernyataan dan argumen guna membedakan mana pernyataan yang relevan mana yang tidak.
  • Kemampuan untuk mendeteksi hal-hal yang tidak logis di dalam suatu argumen.
  • Kemampuan untuk mengenal hubungan kausal dan unsur-unsur yang penting dan yang tidak penting di dalam perhitungan historis.
3.     Menganalisis prinsip-prinsip organisasi:
  • Kemampuan untuk menguraikan antara bahan dan alat
  • Kemampuan untuk mengenal bentuk dan pola karya seni dalam rangka memahami maknanya.
  • Kemampuan untuk mengetahui maksud dari pengarang suatu karya tulis, sudut pandang atau ciri berfikirnya dan perasaan yang dapat diperoleh dalam karyanya.
  • Kemampuan untuk melihat teknik yang digunakan dalam meyusun suatu materi yang bersifat persuasif seperti advertensi dan propaganda.
Terkait dengan perumusan tujuan pembelajaran, di bawah ini disajikan tabel beberapa Kata Kerja Operasional, yang berhubungan dengan pencapaian kemampuan analisis siswa dalam pembelajaran.

Menganalisis
Merinci
Menjelajah
Mengedit
Mengaudit
Menominasikan
Membagankan
Mengaitkan
Memecahkan
Mendiagramkan
Menyimpulkan
Memilih
Menegaskan
Megkorelasikan
Menemukan
Mengukur
Mendeteksi
Merasionalkan
Menelaah
Melatih
Mendiagnosis
Menguji
Memaksimalkan
Mentransfer
Menyeleksi
Mencerahkan
Memerintahkan


Wadaslintang, 8 Mei 2011

CIRI KEDEWASAAN

  1. Tumbuhnya kesadaran bahwa kematangan bukanlah  suatu keadaan tetapi merupakan sebuah proses berkelanjutan dan secara terus menerus berupaya melakukan perbaikan dan peningkatan diri.
  2. Memiliki kemampuan mengelola diri  dari perasaan cemburu dan iri hati.
  3. Memiliki kemampuan untuk mendengarkan dan mengevaluasi dari sudut pandang orang lain.
  4. Memiliki kemampuan memelihara kesabaran dan fleksibilitas dalam kehidupan sehari-hari.
  5. Memiliki kemampuan menerima fakta bahwa seseorang tidak selamanya dapat menjadi pemenang dan mau belajar dari berbagai kesalahan dan kekeliruan atas berbagai hasil yang telah dicapai.
  6. Tidak berusaha menganalisis  secara berlebihan atas hasil-hasil negatif yang diperolehnya, tetapi justru dapat memandangnya sebagai hal yang positif  tentang keberadaan dirinya.
  7. Memiliki kemampuan membedakan antara pengambilan keputusan rasional dengan dorongan emosionalnya (emotional impulse).
  8. Memahami bahwa tidak akan ada kecakapan atau kemampuan tanpa adanya  tindakan persiapan.
  9. Memiliki kemampuan mengelola kesabaran dan kemarahan.
  10. Memiliki kemampuan menjaga perasaan orang lain dalam benaknya dan berusaha  membatasi sikap egois.
  11. Memiliki kemampuan membedakan antara kebutuhan (needs) dengan keinginan (wants). 
  12. Memiliki kemampuan menampilkan keyakinan diri tanpa menunjukkan sikap arogan (sombong). 
  13. Memiliki kemampuan mengatasi setiap tekanan (pressure) dengan penuh kesabaran. 
  14. Berusaha memperoleh kepemilikan  (ownership) dan bertanggungjawab atas setiap tindakan pribadi. 
  15. Mengelola ketakutan diri (manages personal fears) 
  16. Dapat melihat berbagai “bayangan abu-abu”  diantara ekstrem hitam dan putih dalam setiap situasi. 
  17. Memiliki kemampuan menerima umpan balik negatif sebagai alat untuk perbaikan diri. 
  18. Memiliki kesadaran akan ketidakamanan  diri dan harga diri. 
  19. Memiliki kemampuan memisahkan perasaan cinta dengan berahi  sesaat. 
  20. Memahami bahwa komunikasi terbuka adalah kunci kemajuan.